Program Dayamaya, Berdaya Bersama untuk Daerah 3T

Saturday, December 19, 2020

 
Masih cukup hangat dibicarakan di sosial media, Korean drama dari TVn berjudul Start Up. Selain drama romansanya yang cukup seru buat disimak, perjuangan tokoh utamanya ketika memulai perusahaan rintisan berbasis teknologi juga asik untuk diikuti ujung ceritanya. Mereka berusaha menciptakan inovasi dari teknologi artificial intelegence untuk membantu orang-orang mendapatkan kemudahan ketika melakukan aktivitas sehari-hari. NoonGil melalui Yongsil, si pemandu suara, bisa membantu nenek Seo Dal Mi untuk bisa tahu benda-benda yang ada di depannya dengan kondisi penglihatannya yang memburuk. 
 
Inovasi teknologi yang diciptakan tentunya akan menggantikan beberapa fungsi, bisa dalam bentuk peran pekerjaan atau juga mesin manual. Tapi dengan berkembang dan beradaptasi bersama teknologi, kita bisa mendapatkan kemudahan yang lebih besar dari sebelumnya. Kita di dua puluh tahun yang lalu, pasti nggak menyangka kalau sekarang kita bisa melakukan panggilan video secara langsung. Kita juga mana pernah terpikir bisa sekolah secara kelompok tapi dengan jarak yang berjauhan. Di Indonesia juga sudah banyak berdiri start up dengan beranekaragam produk inovasinya. 
 
Melihat hal itu, Pemerintah melalui Badan Aksesbilitas Telekomunikasi dan Informatika (BAKTI) Kementrian Komunikasi dan Informatika, membuat program Dayamaya. Program ini bertujuan untuk memberikan solusi kemudahan yang tepat guna untuk saudara kita yang berada di daerah tertinggal, terdepan, terluar di Indonesia (3T). Bersama pelaku startup eCommerce, komunitas, kelompok masyarakat dan UMKM digital, Pemerintah mencoba mempercepat kemajuan dan perubahan yang lebih baik di darerah 3T tadi. Harapannya, daerah 3T dapat menikmati kemudahan dari banyak inovasi teknologi sehingga berkembang menjadi lebih baik. Apalagi di masa pandemi ini, kita semua merasakan kesulitan di berbagai aspek. Kita harus terus berkembang dan beradaptasi dengan setiap kondisi yang terjadi agar bisa tetap berdaya.
 
Ada 18 inisiatif yang sudah dipilih pemerintah pada tahun 2019. Tiga diantaranya sudah mulai berjalan memberikan kontribusi, antara lain Atourin, Cakap, dan Jahitin. 

Atourin merupakan startup di sektor pariwisata yang memberikan jasa dan layanan untuk industri pariwisata. Atourin juga menyediakan jasa pelatihan dan sertifikasi pemandu wisata, sekaligus pelatihan untuk self branding dan pemanfaatan internet untuk kemajuan pariwisata di daerah. Bukan hanya itu, Atourin juga mempunyai program tur wisata secara virtual yang dapat dimanfaatkan untuk jangka panjang.
 
Cakap adalah startup yang berfokus pada pembelajaran bahasa asing untuk mendukung pengembangan daerah wisata. Melalui ruang belajar digital secara online, Cakap sudah melakukan pelatihan untuk pelajar SMA sebanyak 250 orang. Program ini sudah menggunakan standarisasi The Common European Framework of Reference for Languages. Kemampuan berbahasa asing sangat penting untuk dimiliki masyarakat untuk mendukung pengembangan daerah wisata. 
 
Jahitin adalah akademi pelatihan untuk meningkatkan kualitas SDM para penjahit di daerah, seperti Sumba Barat dan Sumba Barat Daya, Provinsi NTT. Jahitin Academy memberikan beragam workshop, mulai dari pengolahan limbah tenun, marketing produk, dan pelatihan inovasi di bidang tekstil lainnya. 

Melalui program Dayamaya, Pemerintah yakin akan memberi perubahan kepada daerah 3T menjadi daerah yang lebih maju, terutama dari aspek perekonomian berbasis digital. Bersama dengan campaign Berdaya Bersama, pemerintah mengajak startup dan komunitas di Indonesia untuk dapat turut serta dalam mengembangkan potensi pembangunan daerah 3T tersebut.

You Might Also Like

1 komentar

Labels